BPOM Prihatin Kasus Gangguan Ginjal Akut Akibat Obat Sirop Masih Bertambah

Obat sirup

VIVA Lifestyle – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengaku prihatin dengan bertambahnya kasus gangguan ginjal akut (GGA) pada anak akibat obat batuk sirop mengandung diethylene glycol (DEG) dan ethylene glycol (EG). Penny menjelaskan kasus GGA pada anak ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan negara-negara lainnya.

“Ini (kasus GGA) terjadi lagi di negara lain. Kami sangat prihatin,” kata Penny, ditemui di Cikarang, Jawa Barat, Senin, 30 Januari 2023. Scroll selanjutnya ya.

Kepala BPOM Penny menegaskan pihaknya telah berupaya sehingga berhasil menemukan para tersangka dari industri farmasi dan pihak terkait lainnya. Penny menilai, BPOM RI termasuk yang paling tanggap menelusuri sehingga dapat menghentikan penambahan kasus GGA pada anak.

Ilustrasi sirup obat batuk anak.

Ilustrasi sirup obat batuk anak.

“Apa yang terjadi di Indonesia ini kami share, bagaimana proses BPOM menelusur dan dapatkan siapa pelakunya. Dibandingkan negara lain, BPOM termasuk yang tercepat segera menghentikan sehingga korban tidak bertambah lagi,” kata Penny.

Lebih dalam, kasus GGA pada anak di Indonesia tercatat hingga 324 kasus dengan memakan korban jiwa. Di negara lain pun kasus serupa berakibat fatal, sehingga Penny menjelaskan bahwa BPOM telah membagikan proses penelusuran dan gerak cepat dalam menghentikan kasus GGA.

“Sangat disayangkan masih terjadi hal tersebut sehingga kita share (proses penelusuran) dengan WHO dan negara-negara itu,” ujar Penny.

Halaman Selanjutnya

Dikutip laman The Health Site, selama beberapa minggu terakhir, WHO telah menyoroti keberadaan dua bahan kimia yang sangat beracun dalam sirup obat batuk yang digunakan secara besar-besaran untuk anak-anak. Dua bahan kimia beracun yang ditemukan dalam sirup obat batuk yang terkontaminasi adalah diethylene glycol (DEG) dan ethylene glycol (EG).

img_title

Sumber: www.viva.co.id

Related posts