Selasa, 31 Januari 2023 – 14:50 WIB
VIVA Lifestyle – Obat anti kanker pertama produksi Indonesia telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa produk obat anti kanker yang bersifat biomonoklonal ini diproduksi dengan minim efek samping serta harga yang relatif terjangkau.
Produk tersebut bernama Rituxikal buatan PT Kalbio Global Medika yang diindikasikan sebagai obat anti kanker, khususnya jenis kanker darah atau limfoma. Rituxikal merupakan Produk Biosimilar dengan kandungan zat aktif Rituximab yang digunakan untuk indikasi keganasan (kanker) pada Limfoma Non-Hodgkin (NHL) dan Leukemia Limfositik Kronik. Rituxikal tersedia dalam bentuk larutan konsentrat yang diberikan secara intravena.
“Obat ini untuk kanker limfoma. Obat kanker produksi dalam negeri yang pertama. Ke depan, ini seharusnya beri semangat untuk terus mengembangkan obat kanker lainnya, jenis kanker lain,” ujar Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito saat hadir pada Konferensi Pers Persetujuan Produk Biologi Rituxikal (Rituximab), di Cikarang, Jawa Barat, Senin 30 Januari 2023.
Konferensi Pers Persetujuan Produk Biologi Rituxikal (Rituximab)
Produk Biosimilar adalah produk biologi dengan zat aktif yang sama, di mana profil khasiat, keamanan, dan mutu serupa dengan produk biologi yang telah disetujui. Dalam hal ini, Rituxikal mengandung rituximab yang karakteristiknya similar (serupa) dengan rituximab inovator dengan nama dagang Mabthera.
“Sekarang orang-orang kalau obat kimia kan efek sampingnya ada ya. Kalau produk biologi efek samping lebih rendah sehingga ini jadi alternatif, dokter bisa milih pada stage (kanker) berapa, produk-produk biofarmako,” tambah Penny.
Penny melanjutkan bahwa produk berbasis biologi ini bahan bakunya bukan berasal dari bahan kimia sintetis yang dapat memberi efek samping lebih besar. Untuk itu, Penny berharap agar inovasi serupa dapat dibuat lebih banyak sehingga penyakit kanker lainnya dapat diatasi.
Halaman Selanjutnya
“Kami mendukung produk-produk biofarmako berbasis biologis karena efek samping lebih ringan. Mudah-mudahan jadi inpsirasi dan inovasi lebih lanjut. Produksi ke sini dari hulu ke hilir dan kembangkan obat anti kanker lain. Insyaallah penyakit kanker bisa ditanggulangi sendiri dengan harga relatif lebih murah karena produksi sendiri dan kami siap mendampingi dan khasiat sesuai standard internasional,” jelas Penny.
Sumber: www.viva.co.id