Selasa, 22 November 2022 – 17:08 WIB
VIVA Showbiz – Satu kasus polio telah ditemukan di Aceh dengan menimbulkan gejala kelumpuhan pada salah satu kaki anak. Hal tersebut menimbulkan sejumlah kekhawatiran pada banyak orangtua lantaran penyakit yang sempat ‘hilang’ di Indonesia ini dapat menular.
NPO Surveillance-WHO Indonesia, dr. Musthofa Kamal, MSc., menegaskan penyakit polio sangat menular karena virusnya dapat dengan mudah berpindah dari satu orang ke yang lainnya. Kendati begitu, penularannya berbeda dengan penyakit virus lain yang rentan mengintai anak, sebut saja seperti batuk dan pilek yang dapat saling menularkan melalui droplet. Pada polio, penularannya melalui tinja yang mencemari lingkungan.
“Penularan polio itu fecal-oral. Artinya, melalu tinja yang dikeluarkan seorang anak atau orang dewasa, kemudan keluar lewat tinja dan mencemari lingkungan sekitar,” ujarnya dalam live instagram bersama Dinas DKI Jakarta, Selasa 22 November 2022.
Ilustrasi anak mendapatkan vaksin polio di Afghanistan
Mirisnya, di beberapa daerah yang mungkin tidak memakai alat buang air yang standard, dapat mencemari sungai yang bisa saja airnya digunakan untuk bermain anak-anak. Tak hanya itu, tindakan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) yang tidak diterapkan pun memicu risiko tinja yang terkontaminasi virus mencemari makanan sehingga menjadi sumber penularan ke anak.
“Jadi misal gak cuci tangan, habis buang air gak cuci tangan, terus pegang-pegang makanan bareng. Bisa juga, tinja masuk ke saluran air, dipakai untuk aktivitas airnya bisa jadi sumber penularan virus,” tambahnya.
Dijelaskan dokter Kamal, polio adalah penyakit menular yang sudah ditemukan sejak zaman dahulu. Kasusnya pun pernah ditemukan di mesir pada seorang pendeta yang memiliki salah satu kaki yang mengecil. Virusnya sendiri terdiri dari tiga tipe yang mana semua jenis virus tersebut mampu menyerang sistem saraf pusat mau pun tepi. Hal ini bisa membuat gejala menjadi berat hingga timbul kematian.
Sumber: www.viva.co.id