Curiga Anak Alami Mata Minus? Cek Gejalanya Seperti Ini

Ilustrasi anak berkacamata

VIVA Parenting – Di seluruh dunia jumlah anak penderita myopia kian lama semakin meningkat. WHO memprediksi bahwa pada tahun 2050 setengah populasi dunia akan menderita myopia (mata minus). 

Menurut dr Zoraya Ariefia Feranthy SpM, Myopia (mata minus) adalah kelainan refraksi yang mana penderitanya kesulitan melihat objek di jarak jauh. Hal ini tentu sangat mempengaruhi aktivitas keseharian dan proses belajar penderitanya. 

Beberapa penelitian di luar negeri membuktikan bahwa pasca pandemi COVID-19 angka penderita myopia semakin meningkat. Diduga, salah satu penyebabnya adalah pembatasan aktivitas luar ruangan selama masa pandemi, serta semakin meningkatnya aktivitas jarak dekat  seperti penggunaan gawai yang berlebihan. 

Anak berkacamata.

Anak berkacamata.

Photo :

  • Pixabay/Publikdomainpictures

dr Zoraya juga menungkapkan, Myopia yang diderita anak sejak usia dini, memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan myopia yang terjadi pada usia anak yang lebih lanjut. “Myopia terjadi ketika bayangan jatuh di depan retina mata. Hal ini terjadi akibat kekuatan optik (optical power) tidak sesuai dengan panjang axial bola mata,” katanya lewat rilis yang diterima VIVA.

Kesulitan untuk melihat objek dengan jarak yang jauh menjadi gejala utama dari myopia. Bagi anak-anak usia sekolah, kesulitan melihat papan tulis menjadi salah satu cirinya. Selain itu, gejala myopia pada anak juga bisa diperhatikan jika seorang anak kerap mengalami sakit kepala, kelelahan mata, menyipitkan mata, atau bahkan memiliki postur kepala yang tidak normal.

Sumber: www.viva.co.id

Related posts