Rabu, 30 November 2022 – 10:20 WIB
VIVA Lifestyle – Kondom kerap menuai kontroversi di masyarakat lantaran sifatnya yang berbau seksual. Faktanya, kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan, juga mampu mencegah penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS yang masih menjadi endemi di Indonesia.
Dokter spesialis kulit kelamin, dr Santoso Edi Budiono SpKK menegaskan bahwa Indonesia masih diwarnai dengan pro dan kontra akan kondom. Dari pengalamannya di lapangan, dokter Santoso mengatakan bahwa penyebaran kondom oleh pemerintah menjadi tantangan tersendiri lantaran stigma negatif dari masyarakat. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.
“Indonesia heboh pro kontra. Padahal, HIV/AIDS bisa dicegah salah satunya dengan kondom. Di lapangan saya hadapi tantangan (terkait kondom), seakan-akan kita halalkan sesuatu yang seharusnya enggak boleh dilakukan,” kata dokter Santoso dalam konferensi persnya bersama Kementerian Kesehatan, Selasa 29 November 2022.
Dokter Santoso menegaskan bahwa pendekatan terkait HIV/AIDS sejatinya ada tahapan yang melibatkan banyak pihak, bukan semata-mata dari bidang kesehatan. Di tahap awal, dokter Santoso menjelaskan bahwa tugas pendidik dan pemangku agama lah yang seharusnya berperan besar untuk mencegah munculnya kasus baru HIV/AIDS.
“Kalau bicara ABCD, A dan B bukan bagian kita (kesehatan) tapi para pemangku agama dan pendidik. (Contoh) suruh setia ke pasangan, bahaya seks bebas. Dari sisi kesehatan kita hanya anjurkan pemakaian kondom. Kita tidak bisa ubah perilaku secara singkat apalagi dia (pasien) punya risiko (menulari),” tambahnya.
Mengubah perilaku bukan hal yang dapat dilakukan semudah membalikkan telapak tangan. Maka dari itu, dokter Santoso mengimbau agar masyarakat mau terbuka terhadap edukasi seks sejak dini dan tidak melakukan stigma negatif terhadap kondom, karena dapat membantu mencegah penularan HIV/AIDS.
Sumber: www.viva.co.id