Senin, 5 Desember 2022 – 10:59 WIB
VIVA Lifestyle – Gunung Api Semeru tengah memuntahkan awan panas guguran (APG) setinggi kurang lebih mencapai 1.500 meter di atas puncak gunung. Awan tersebut keluar dari gunung Semeru pada Minggu 4 Desember 2022 sekira pukul 02.46 WIB dini hari.
Ada pun Indonesia memiliki jumlah gunung api aktif sebanyak 127, terbanyak di dunia dan menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak. Dari 127 gunung api tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Scroll untuk info selengkapnya.
Sejauh ini gas vulkanik dari gunung api yang paling melimpah adalah uap air, yang tidak berbahaya. Namun, sejumlah besar karbondioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen halida juga dapat dipancarkan dari gunung berapi. Bergantung pada konsentrasinya, semua gas ini berpotensi berbahaya bagi manusia, hewan, hingga tanaman.
Berikut sederet dampak berbahaya dari erupsi gunung api dikutip dari laman USGS, Senin 5 Desember 2022.
Pemandangan erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Karbon dioksida (CO2) yang terperangkap di daerah dataran rendah dapat mematikan bagi manusia dan hewan.
Karbon dioksida merupakan sekitar 0,04 persen dari udara di atmosfer bumi. Dalam satu tahun rata-rata, gunung berapi melepaskan antara sekitar 180 dan 440 juta ton karbon dioksida. Ketika gas yang tidak berwarna dan tidak berbau ini dipancarkan dari gunung berapi, biasanya gas tersebut menjadi encer hingga konsentrasi rendah dengan sangat cepat dan tidak mengancam jiwa.
Namun, karena gas karbon dioksida dingin lebih berat daripada udara, ia dapat mengalir ke daerah dataran rendah di mana ia dapat mencapai konsentrasi yang jauh lebih tinggi dalam kondisi atmosfer tertentu yang sangat stabil. Ini dapat menimbulkan risiko serius bagi manusia dan hewan.
Sumber: www.viva.co.id