Rabu, 4 Januari 2023 – 11:22 WIB
VIVA Lifestyle – Virus corona atau COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi multi organ. Para peneliti melakukan autopsi lengkap pada 44 pasien yang meninggal karena COVID-19, lalu mengungkap bagaimana virus ini dapat masuk ke jaringan otak, yang juga berdampak pada banyak organ non pernapasan lainnya.
Dalam penelitian tersebut, Spesialis penyakit menular dari Institut Kesehatan Nasional AS, Dr. Daniel Chertow dan rekannya menganalisis sampel jaringan dari outopsi 44 orang yang meninggal karena COVID-19 dan belum divaksinasi. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Para peneliti juga melakukan pengambilan sampel ekstensif dari sistem saraf pada 11 pasien. Semua autopsi dilakukan dengan rentang waktu antara April 2020 hingga Maret 2021. Temuan penelitian ini kemudian dipublikasikan di jurnal Nature.
Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Dilansir Times of India, Rabu 4 Januari 2023, 70 persen pasien dalam penelitian ini adalah laki-laki, sementara 30 persen lainnya perempuan. Usia rata-rata pasien adalah 62,5 tahun.
Tiga atau lebih komorbiditas ada pada 27 pasien. Durasi rata-rata antara timbulnya gejala COVID-19 dan kematian adalah 18,5 hari. Tes plasma darah dari 38 pasien positif SARS-CoV-2. Tiga ditemukan negatif. Plasma tidak tersedia untuk 3 pasien yang tersisa.
Analisis jaringan autopsi mengungkapkan SARS-CoV-2 terutama menginfeksi dan merusak jaringan jalan napas dan paru-paru. Namun, RNA virus juga ditemukan di 84 lokasi dan cairan tubuh yang berbeda. Beberapa organ yang terdampak antara lain, otak, kelenjar adrenal, mata, saluran pencernaan, jantung dan kelenjar getah bening.
Halaman Selanjutnya
Temuan pentingMeskipun virus ini ditemukan di jaringan otak, para peneliti mencatat ada sedikit kerusakan pada jaringan otak, meski ada beban virus yang besar. Dalam studi ini, para peneliti bertujuan untuk memetakan dan mengukur distribusi, replikasi dan spesifisitas tipe sel SARS-CoV-2 di seluruh tubuh manusia.
Sumber: www.viva.co.id