Kenali Penyebab Mata Minus dan Pengobatan Terbaru untuk Bebas Kacamata

Ilustrasi pemeriksaan mata

VIVA Lifestyle – Secara global, kelainan refraksi yang tak terkoreksi merupakan penyebab utama gangguan penglihatan yang  dapat diperbaiki/direhabilitasi. Jumlah penderitanya mencapai 88,4 juta orang. Mata minus menjadi salah satu jenis kelainan refraksi yang prevalensinya terus meningkat.

Studi menyebut, sekitar 40% dari populasi dunia (3,3 miliar orang) akan menderita miopia pada 2030 mendatang. Bahkan, akan mencapai lebih dari setengah populasi dunia (4,9 miliar orang) pada 2050. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Salah satu langkah menangani mata minus adalah prosedur bedah menggunakan laser yang bertujuan memperbaiki fungsi penglihatan sehingga tidak memerlukan kacamata atau lensa kontak.

Waktu tindakan dan pemulihan yang cenderung lebih singkat menjadi keunggulan layanan ini. Meski demikian, kekhawatiran terhadap tindakan laser masih kerap muncul di tengah masyarakat; antara lain, adanya efek samping dan ketakutan terhadap risiko cedera operasi.

Eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals & Clinics meluncurkan layanan ReLEx SMILE PRO berupa teknologi bedah refraktif untuk mengoreksi mata minus (dan silinder) yang bekerja ekstra cepat dengan durasi kurang lebih 10 detik. JEC menjadi institusi kesehatan mata pertama di Indonesia, yang memiliki teknologi bedah laser tercanggih ini.

Menurut  DR. Dr. Johan A Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur PT NSD / JEC Eye Hospital & Clinic, sejak berdiri pada 1984, JEC Eye Hospitals and Clinics berkomitmen untuk mendukung optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup. 

Sumber: www.viva.co.id

Related posts