Kamis, 1 Desember 2022 – 15:01 WIB
VIVA Lifestyle – Pandemi COVID-19 mulai berangsur membaik yang dikaitkan dengan hadirnya vaksinasi sehingga membantu kekebalan tubuh lebih baik. Akan tetapi, cakupan vaksin yang masih rendah membuat kerentanan tubuh kembali terinfeksi COVID-19 lebih besar, terlebih bagi para diabetisi.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa kasus diabetes terus mengalami peningkatan di dunia, termasuk Indonesia. Prevalensi diabetes di Indonesia saat ini masuk sebagai yang terbanyak kelima di dunia. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.
“Pada tahun 2045, diperkirakan dari 19,5 persen pasien diabetes di tahun 2021 menjadi 28,6 persen. Data Riskesdas juga menunjukkan 8,5 persen populasi di indonesia punya diabetes. Tapi hanya 1 dari 4 tahu dia diabetes,” kata Nadia, dalam konferensi pers Sanofi dan Perkeni, Rabu 30 November 2022.
Dokter Nadia menambahkan bahwa dari tinggi kasus diabetes tersebut, terkait dengan angka kasus COVID-19 serta dampak kematian yang tinggi. Sebab, dokter Nadia tak menampik bahwa penyakit komorbid paling besar memiliki risiko terinfeksi serta diintai bahaya gejala berat COVID-19.
“Suatu pembelajaran baik bahwa semasa pandemi yang paling banyak memiliki risiko adalah orang-orang yang punya komorbid. Komorbid paling banyak (di Indonesia) adalah penderita diabetes,” tutur Nadia.
Pihak Kementerian Kesehatan pun mendorong agar melakukan skrining dan deteksi dini dengan rutin bagi yang memiliki faktor risiko diabetes. Selain itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat sehingga terpantau kadar gula darah dengan baik.
“Bukan hanya kuranngi risiko tertular saat pandemi tapi juga (cegah) komorbidnya,” ujar dia.
Sumber: www.viva.co.id