Pengobatan Kanker Usus Besar Panjang dan Rumit, Cegah dengan Cara Ini

Ilustrasi sakit perut.

VIVA Lifestyle – Semua jenis penyakit kanker tentu perlu diwaspadai, termasuk kanker kolorektal atau kanker usus besar. Terlebih angka kejadian jenis kanker satu ini terus meningkat, dengan lebih dari 34 ribu kejadian baru sepanjang tahun 2020. 

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP, menjelaskan bahwa kanker kolorektal biasanya dimulai sebagai pertumbuhan seperti kancing di permukaan lapisan usus atau dubur yang disebut polip. Yuk, scroll untuk informasi selengkapnya.

“Saat kanker tumbuh, ia mulai menyerang dinding usus atau rektum. Kelenjar getah bening di dekatnya juga dapat diserang,” ujar Prof. Aru saat webinar edukasi yang digelar YKI dan Merck Indonesia, Rabu 30 November 2022. 
 
“Karena darah dari dinding usus dan sebagian besar rektum dibawa ke hati, kanker kolorektal dapat menyebar ke hati setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya,” sambungnya. 

Ilustrasi usus.

Ada beberapa opsi pengobatan kanker kolorektal yang diungkap Prof. Aru, di antaranya Operasi, Kemoterapi, Terapi Radiasi, Terapi Target, dan Imunoterapi kanker kolorektal, yang disesuaikan dengan kondisi dan lokasi kanker tersebut.

Lebih lanjut Prof Aru mengatakan, seiring dengan kemajuan penanganan kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dengan tersedianya terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, diharapkan angka kematian karena kanker kolorektal dapat terus berkurang. 

“Dengan pilihan metode pengobatan personalized treatment, membantu menegakkan diagnosis yang lebih akurat, memungkinkan pemberian obat yang tepat sehingga akan meminimalisir efek samping dan meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesembuhan,” ungkapnya. 

Sumber: www.viva.co.id

Related posts