Kamis, 12 Januari 2023 – 06:57 WIB
VIVA Lifestyle – Menggigit kuku atau disebut juga onychophagia mungkin masih dilakukan oleh banyak orang dan itu menjadi hal biasa, bahkan hingga 30% populasi melakukannya. Namun, jika kebiasaan menggigit kuku sudah kronis, kamu bisa merusak kuku dan kulit di sekitarnya. Belum lagi, memasukkan jari ke dalam mulut secara berlebihan berpotensi menginfeksi tubuh dengan bakteri.
Mengapa orang menggigit kuku?
Dilansir dari UCLA Health, kebanyakan orang mulai menggigit kuku sejak masa kanak-kanak, setelah usia 3 atau 4 tahun. Mungkin banyak anak-anak yang bisa mengatasi kebiasaan menggigit kuku mereka. Tetapi beberapa anak yang memiliki kebiasaan menghisap jempol atau jari-jarinya mungkin nantinya akan menggigit kuku sebagai gantinya.
Menggigit kuku juga bisa dimulai saat remaja atau dewasa, meskipun kebiasaan menggigit kuku yang tiba-tiba juga bisa menjadi efek samping dari pengobatan.
Kapan pun kebiasaan itu terbentuk, menggigit kuku sering kali dikaitkan sebagai mekanisme penanggulangan respons terhadap perasaan gugup, bosan, kesepian atau lapar. Tapi itu juga umumnya terkait dengan masalah emosional atau psikologi.
Halaman Selanjutnya
Misalnya seperti kecemasan, attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), enuresis, atau mengompol, gangguan perilaku atau oppositional defiant disorder (ODD), kecemasan akan perpisahan dan gangguan tic.
Sumber: www.viva.co.id